Rektor Undip sematkan samir Guru Besar

Tembalang, dtap.undip.ac.id. Acara sidang senat terbuka dengan agenda pengukuhan guru besar Universitas Diponegoro berlangsung Sabtu (16/11) di Gedung Prof Soedarto Tembalang. Tradisi pengukuhan yang keempat kalinya di tahun ini dihadiri para tamu undangan dari berbagai instansi dan wilayah.

Dengan tiga orang Guru besar yang di kukuhkan, acara yang dimulai pukul 09.00 WIB ini, berlangsung tertib dan khidmat.

Dalam pidato yang berjudul “Arsitektur yang Responsif Terhadap Iklim Tropis Lembab” Prof Dr Gagoek Hardiman memaparkan betapa pentingnya permasalahan disain arsitektur, pemanfaatan alam, serta kearifan lokal yang sudah diajarkan oleh orang-orang pada zaman dahulu. Selain itu, agar dalam usia berapapun, kita tetap harus membangun semangat dalam mengembangkan keilmuan, khususnya para mahasiswa dan dosen, pesannya.

Lain dengan Prof Dr. Heru Susanto, guru besar termuda (38 th) ini mengambil judul pidato “Prospek dan Tantangan Membran sebagai Green Technology dalam Penyediaan Air yang Berkelanjutan”. Dosen Teknik Kimia ini merasa prihatin dengan kondisi kurangnya air bersih di sekitar kita, dan sumbangsihnya ini semoga membawa keberkahan bagi lingkungan serta ilmu pengetahuan, demikian maklumat orasinya.

Sementara dalam menyampaikan orasi ilmiahnya, Prof Retno Muwarni, PhD mengambil judul “Aditif Pakan Alami untuk Menunjang Industri Perunggasan yang Aman dan Berkelanjutan”.

Sebagai penutup acara, Rektor menghimbau kepada ketiga Guru Besar untuk tetap terus mengabdi, menepis isu-isu tentang jatidiri profesor dimana kekosongan perguruan tinggi, banyak profesor hijrah ke birokrasi dan politik, berpikir pragmastis, parsial, dan terjerat kasus korupsi yang menjadi penyebab hilangnya jatidiri profesor.

 

Sumber gambar: undip